Dekonstruksi – Metode Arsitektur

Sejarah Dekonstruksi dalam Arsitektur

Aliran dekonstruksi awalnya berkembang di kalangan arsitek Prancis dan Inggris.  Munculnya arsitektur dekonstruksi sekitar tahun 1988 dalam sebuah diskusi Academy Forum  di Tate Gallery, London. Kemudian disusul oleh pameran di Museum of Art, New York dengan tema “Deconstruktivisme Architecture” yang diorganisir oleh Philip Johnson dan Mark Wigley pada tanggal 23 Juni – 30 Agustus 1988mencetuskan  dekonstruktivisme yang lebih berkonotasi pragmatis dan formal serta berkembang di Amerika. Terdapat 7 arsitek yang menunjukkan karya-karyanya, yaitu Peter Esienman, Bernard Tschumi, Daniel Libeskid, Frank Gehry, Zara Hadid,  Rem Koolhas dan Coop Himmelblau. Gejala dekonstruksi dalam arsitektur telah menjadi tema pendebatan yang hangat dengan karya-karya yang mendobrak aturan-aturan yang berlaku.

Definisi Dekonstruksi

Kata Dekonstruksi mengacu pada zaman perkembangan setelah post modern yang muncul pada tahun 1980 an. Paham dekonstruksi menurut filosofer Prancis (Jacques Derrida). Istilah dekonstruksi pertama kali digunakan dalam ilmu kesetaraan dan ilmu filsafat  Prancis dengan konotasi arti sebagai metode.

Dekonstruksi berasal dari kata de + construktio  (Latin). De berarti ke bawah, pengurangan, terlepas dari. Sementara kata construktio berarti bentuk, susunan, hal menyusun.

Dalam arsitektur, karakteristik dekonstruksi muncul dengan adanya impresi terhadap bentuk. Ditandai dengan absennya harmoni, kontinuitas atau simetri sehingga sering juga menimbulkan bentuk yang impresif dan spektakuler. Selain fragmentasi bentuk, hal yang sering muncul pada arsitektur dekonstruksi adalah adanya clading/kulit bangunan dengan bentuk yang tidak beraturan dan kesan distorsi.

Arsitektur dekonstruktivis dicirikan oleh manipulasi tampilan, fragmentasi, dan bentuk-bentuk non-bujur sangkar yang distorsi dan melanggar norma arsitektur konvensional, terutama pada struktur dan tampilan bangunan. Gaya ini dengan sengaja menyandingkan elemen-elemen yang tampaknya saling bertentangan untuk menantang gagasan tradisional tentang harmoni dan kontinuitas bahkan stabilitas.

Prinsip Arsitektur Dekonstruksi

  1. Tidak ada yang absolut dalam arsitektur. Tidak ada satu cara atau gaya yang terbaik, atau landasan
    hakiki di mana seluruh arsitektur harus berkembang. Gaya klasik, tradisional, modern dan lainnya mempunyai
    posisi dan kesempatan yang sama untuk berkembang.
  2. Tidak ada ontologi dan teologi dalam arsitektur. Tidak ada tokoh atau figur yang perlu didewakan atau disanjung.
  3. Dominasi pandangan dan nilai absolut dalam arsitektur harus segera diakhiri. Perkembangan arsitektur selanjutnya harus mengarah pada keragaman pandangan dan tata nilai.
  4. Visiocentrism atau pengutamaan indra penglihatan dalam arsitektur harus diakhiri. Potensi indra lain harus dimanfaatkan pula secara seimbang.
  5. Arsitektur tidak lagi identik dengan produk bangunan. Arsitektur terkandung dalam ide gambar, model dan fisik bangunan, dengan jangkauan dan aksentuasi yang berbeda. Prioritas yang diberikan pada ide, gambar, model dan bangunan harus setara, karena ide, gambar dan model tidak hanya berfungsi sebagai simulasi atau representasi gedung, tetapi juga bisa menjadi produk atau tujuan akhir arsitektur.

Artikel yang sama :
Esensi Fungsi Ruang

Perhatikan ketentuan layanan kami di :

Ketentuan Layanan Vector 41

arsitek nasional, jurnal ilmiah arsitektur, jurnal ilmiah arsitektur, jurnal ilmiah aristektur, tokoh arsitek nasional, tokoh arsitek indonesia, 10 arsitek nasional terpopuler, Rasio Pengguna 3DsMax vs Sketchup,Perbedaan AutoCAD vs Revit, Perbedaan AutoCAD vs Revit, Rasio Pengguna 3DsMax vs Sketchup, gratis ngurus imb, imb medan, cara ngurus imb, imb medan, biaya ngurus imb, imb medan murah, 10 arsitek nasional terpopuler, Ikatan Arsitek Indonesia (IAI), urus imb murah medan, jakarta, sumatra, vector 41 medan vector 41 vector41 medan medan imb imb VECTOR 41 – Tata Cara dan Persyaratan Pengurusan IMB pengurusan imb pengurusan-imb

[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]